CANDI PLAOSAN
Candi Plaosan adalah sebutan untuk kompleks percandian yang terletak di Dukuh
Plaosan,Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Candi ini terletak kira-kira satu kilometer ke arah timur-laut dari Candi Sewu atau Candi Prambanan. Adanya kemuncak stupa, arca Buddha, serta candi-candi perwara (pendamping/kecil)
yang berbentuk stupa menandakan bahwa candi-candi tersebut adalah candi Buddha. Kompleks ini dibangun pada abad ke-9 oleh Raja Rakai Pikatan dan Sri Kahulunan pada zaman Kerajaan Medang, atau juga dikenal dengan nama Kerajaan Mataram Kuno. Kompleks Candi Plaosan terdiri atas Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul.
2. CANDI SEWU
Candi Sewu adalah
candi Buddha yang berada di dalam kompleks candi Prambanan (hanya beberapa
ratus meter dari candi utama Roro Jonggrang). Candi Sewu (seribu) ini
diperkirakan dibangun pada saat kerajaan Mataram Kuno oleh raja
Rakai Panangkaran (746 – 784). Candi Sewu merupakan komplek candi Buddha
terbesar setelah candi Borobudur, sementara candi Roro Jonggrang merupakan
candi bercorak Hindu.
Menurut legenda
rakyat setempat, seluruh candi ini berjumlah 999 dan dibuat oleh seorang tokoh
sakti bernama, Bandung Bondowoso hanya dalam waktu satu malam saja, sebagai
prasyarat untuk bisa memperistri dewi Roro Jonggrang. Namun keinginannya itu
gagal karena pada saat fajar menyingsing, jumlahnya masih kurang satu.
3. CANDI NGAWEN
Candi ini terdiri
dari 5 buah candi kecil, dua di antaranya mempunyai bentuk yang berbeda dengan
dihiasi oleh patung singa pada keempat sudutnya. Sebuah patung Buddha dengan
posisi duduk Ratnasambawa yang sudah tidak ada kepalanya nampak berada pada
salah satu candi lainnya. Beberapa relief pada sisi candi masih nampak cukup
jelas, di antaranya adalah ukiran Kinnara, Kinnari, dan kala-makara.
Candi Ngawen adalah
candi Buddha yang berada kira-kira 5 km sebelum candi Mendut dari arah
Yogyakarta, yaitu di desa Ngawen, kecamatan Muntilan, Magelang. Menurut
perkiraan, candi ini dibangun oleh wangsa Syailendra pada abad ke-8 pada zaman
Kerajaan Mataram Kuno. Keberadaan candi Ngawen ini kemungkinan besar adalah
yang tersebut dalam prasasti Karang Tengah pada tahun 824 M.
4. CANDI BRAHU
Candi Brahu dibangun
dengan gaya dan kultur Buddha, didirikan abad 15 Masehi. Pendapat lain, candi
ini berusia jauh lebih tua ketimbang candi lain di sekitar Trowulan. Menurut
buku Bagus Arwana, kata Brahu berasal dari kata Wanaru atau Warahu. Nama ini
didapat dari sebutan sebuah bangunan suci seperti disebutkan dalam prasasti
Alasantan, yang ditemukan tak jauh dari candi brahu. Dalam prasasti yang
ditulis Mpu Sendok pada tahun 861 Saka atau 9 September 939,
Candi Brahu merupakan
tempat pembakaran (krematorium) jenazah raja-raja Brawijaya. Anehnya dalam
penelitian, tak ada satu pakarpun yang berhasil menemukan bekas abu mayat dalam
bilik candi. Lebih lebih setelah ada pemugaran candi yang dilakukan pada tahun
1990 hingga 1995.
5. CANDI MUARA TAKUS
Candi Muara Takus adalah sebuah candi Buddha yang
terletak di Riau, Indonesia. Kompleks candi ini tepatnya terletak di desa Muara
Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar atau jaraknya kurang lebih 135
kilometer dari Kota Pekanbaru, Riau. Jarak antara kompleks candi ini dengan
pusat desa Muara Takus sekitar 2,5 kilometer dan tak jauh dari pinggir Sungai
Kampar Kanan.
Kompleks candi ini
dikelilingi tembok berukuran 74 x 74 meter diluar arealnya terdapat pula tembok
tanah berukuran 1,5 x 1,5 kilometer yang mengelilingi kompleks ini sampal ke
pinggir sungai Kampar Kanan. Di dalam kompleks ini terdapat pula bangunan Candi
Tua, Candi Bungsu dan Mahligai Stupa serta Palangka. Bahan bangunan candi
terdiri dari batu pasir, batu sungai dan batu bata. Menurut sumber tempatan, batu
bata untuk bangunan ini dibuat di desa Pongkai, sebuah desa yang terletak di
sebelah hilir kompleks candi. Bekas galian tanah untuk batu bata itu sampai
saat ini dianggap sebagai tempat yang sangat dihormati penduduk. Untuk membawa
batu bata ke tempat candi, dilakukan secara beranting dari tangan ke tangan.
Cerita ini walaupun belum pasti kebenarannya memberikan gambaran bahwa
pembangunan candi itu secara bergotong royong dan dilakukan oleh orang ramai.
Referensi:
http://mydream-kirku.blogspot.com/2011/10/5-candi-budha-dan-5-candi-hindu-di.html, di akses pada, 17-06-2015
Referensi:
http://mydream-kirku.blogspot.com/2011/10/5-candi-budha-dan-5-candi-hindu-di.html, di akses pada, 17-06-2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar