Minggu, 19 April 2015

(Resume eport) Ajaran Budha Dharma tentang Manusia dan Alam



Ajaran Budha Dharma tentang Manusia dan Alam

Penciptaan manusia
Penciptaan alam
Hubungan manusia dan alam

Mitglied der Gruppe

Achmad Fauzy
Tri Indah Annisa
Muniri
Pipit Fitrianti
Ori Juanda

Penciptaan Manusia

Di dalam Agama Budha, mereka meyakini bahwa manusia sudah ada dengan sendirinya, tanpa diciptakan akan tetapi manusia pada awal bukanlah manusia yang seperti sekarang ini, tetapi hanya dalam bentuk makhluk.
Makhluk tersebut melayang-laying di alam cahaya yang disebut dengan Abbashara.
Manusia dilahirkan setelah ada makhluk yang memakan dari sari tanah yang kemudian tubuh mereka mengeras dan padat.
Dan manusia baru mempunyai jenis ketika mereka telah memakan pada yang pada saat itu sudah mulai tumbuh, maka terjadilah laki-laki dan perempuan.
Agama Budha memahami manusia dengan cara evolusi yang awalnya kecil dan menjadi berkembang.



Penciptaan Alam

Di dalam ajaran sang Buddha bahwasanya alam semesta ini tidak berawal dan tidak pula berakhir, karena alam tidak ada awal yang benar-benar awal, karena daur kehidupan alam semesta ini, dari awal-mula terjadi hingga kiamat, dan mulai dari awal evolusi lagi, telah berlangsung sangat lama, tidak hanya sekali saja.
Keberadaan dan berlangsungnya alam-semesta itu ditunjang oleh hukum alam semata. Hukum alam itu sendiri, sesungguhnya bersifat relatif, hanya berlaku di alam fenomena, dan muncul “secara khayal” / “delusif” dari dalam tathagatagarbha ( “rahim Tathagata” ).

Hubungan Manusia dan Alam

Manusia dan alam saling berkaitan dan mempunyai hubungan timbal balik sebagai mana yang ada di dalam ajaran Buddha tentang karma/kamma.
Jika karma/kamma manusia baik, maka alam pun akan memberikan yang terbaik, dan sebaliknya jika manusia melakukan karma/kamma yang buruk maka alam pun akan melakukan keburukan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar