Ajaran Budha Dharma tentang Manusia dan Alam
Penciptaan manusia
Penciptaan alam
Hubungan manusia dan alam
Penciptaan alam
Hubungan manusia dan alam
Mitglied der Gruppe
Achmad Fauzy
Tri Indah Annisa
Muniri
Pipit Fitrianti
Ori Juanda
Penciptaan Manusia
Di dalam Agama Budha, mereka meyakini bahwa
manusia sudah ada dengan sendirinya, tanpa diciptakan akan tetapi manusia pada
awal bukanlah manusia yang seperti sekarang ini, tetapi hanya dalam bentuk
makhluk.
Makhluk tersebut melayang-laying di alam cahaya
yang disebut dengan Abbashara.
Manusia dilahirkan setelah ada makhluk yang memakan dari sari tanah
yang kemudian tubuh mereka mengeras dan padat.
Dan manusia baru mempunyai jenis ketika mereka telah memakan pada yang
pada saat itu sudah mulai tumbuh, maka terjadilah laki-laki dan perempuan.
Agama Budha memahami manusia dengan cara
evolusi yang awalnya kecil dan menjadi berkembang.
Penciptaan Alam
Di dalam ajaran sang Buddha bahwasanya alam
semesta ini tidak berawal dan tidak pula berakhir, karena alam tidak ada awal yang benar-benar awal, karena daur kehidupan alam semesta ini, dari
awal-mula terjadi hingga kiamat, dan mulai dari awal evolusi lagi, telah
berlangsung sangat lama, tidak hanya sekali saja.
Keberadaan dan berlangsungnya alam-semesta itu ditunjang oleh hukum
alam semata. Hukum alam itu sendiri, sesungguhnya bersifat relatif, hanya
berlaku di alam fenomena, dan muncul “secara khayal” / “delusif” dari dalam tathagatagarbha
( “rahim Tathagata” ).
Hubungan Manusia dan Alam
Manusia dan alam saling berkaitan dan mempunyai
hubungan timbal balik sebagai mana yang ada di dalam ajaran Buddha tentang
karma/kamma.
Jika karma/kamma manusia baik, maka alam pun akan memberikan yang
terbaik, dan sebaliknya jika manusia melakukan karma/kamma yang buruk maka alam
pun akan melakukan keburukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar