Minggu, 19 April 2015

(Resume Report) Ajaran Buddha dharma tentang ketuhanan



Ajaran Buddha dharma tentang ketuhanan
      Perkembangan konsep Ketuhanan
      Konsep Adi Budha
      Bhakti Puja
Mitglied der Gruppe

Achmad Fauzy
Tri Indah Annisa
Muniri
Pipit Fitrianti
Ori Juanda

Perkembangan konsep Ketuhanan

      Konsep Ketuhanan Budha di India yang dibawa Siddharta Gautama adalah tidak menyebut nama Tuhan, Tuhan itu seperti apa, melainkan hanya bagaimana cara untuk menuju Tuhan itu. Sidharta tidak menjelaskan konsep tentang Tuhan, karena Tuhan itu suatu yang abstrak yang mana tidak dapat difikirkan oleh manusia.
      Agama Buddha mengajarkan konsep ketuhanan sebagai mana yang terdapat di dalam kitab Pitaka yang menjelaskan bahwasanya Tuhan di dalam Agama Budha berbeda dengan agama Hindu, akan tetapi di dalam Agama Budha tujuan mereka bukanlah bersatunya Atman dan Brahman, melainkan untuk masuk kedalam nirwana, suatu suasana yang tanpa kemauan, tanpa perasaan, tanpa keinginan tanpa kesadaran, suatu keadaan yang mana manusia tidak lagi terbakar oleh nafsunya.




Konsep ketuhanan

Adi‐Buddha adalah salah satu sebutan untuk Tuhan Yang Maha Esa dalam agama Buddha. Sebutan ini berasal dari tradisi Aisvarika dalam aliran Mahayana di Nepal, yang menyebar lewat Benggala, hingga dikenal pula di Jawa. Sedangkan Aisvarika adalah sebutan bagi para penganut paham ketuhanan dalam agama Budha. Kata ini berasal dari ‘Isvara’ yang berarti ‘Tuhan’ atau ‘Maha Buddha’ atau ’Yang Mahakuasa’, dan ‘ika’ yang berarti ‘penganut’ atau ‘pengikut’.
Dalam agama buddha terdapat banyak buddha, tetapi hanya ada satu dharmakaya. Dharmakaya yang merupakan sumber perwujudan panca dhyani buddha dinamakan adi buddha. Sanghyang Adi Buddha adalah konsep ketuhanan agama Buddha yang digunakan oleh Buddhisme di Indonesia.
Sanghyang Adi Buddha merujuk pada "Benih Kebuddhaan" yang terdapat dalam diri seseorang. Dalam aliran Mahayana, Adi‐Buddha merujuk pada Buddha primordial yang menggariskan Dhamma Universal yang sama.
Istilah Sanghyang Adi Buddha adalah istilah yang disepakati dan dipergunakan oleh Sangha Agung Indonesia dan Majelis Buddayana Indonesia sebagai sebutan Tuhan Yang Maha Esa.

Bhakti Puja

Sembahyang yaitu sembah berarti menghormat dan hyang yaitu dewa. Apabila sembahyang diartikan seperti itu, maka umat buddha sesungguhnya tidak melakukan sembahyang. Umat buddha bukanlah umat yang menghormat maupun menyembah para dewa.
Umat buddha tentu saja tidak pernah meminta kepada arca sang buddha maupun kepada pihak lain. Keterangan ini jelas menegaskan bahwa umat buddha bukanlah penyembah berhala karena memang tidak pernah meminta-minta apapun juga kepada arca sang buddha.



Proses Bhakti Puja :
      Coi Yi : Hormat
      Ku Ei : Berlutut
      Berdiri
      Coi : Berdiri
      Cii Kung : Hormat














Tidak ada komentar:

Posting Komentar