Ajaran Hindhu Dharma tentang Etika (Susila)
Filsafat Tat Twam Asi
Pengertian Cubhakarma (perbuatan baik) dan jenis-jenisnya
Pengertian Achubakarma (perbuatan tidak baik) dan jenis-jenisnya
Filsafat Tat Twam Asi
Pengertian Cubhakarma (perbuatan baik) dan jenis-jenisnya
Pengertian Achubakarma (perbuatan tidak baik) dan jenis-jenisnya
Mitglied der Gruppe
Achmad Fauzy
Tri Indah Annisa
Muniri
Pipit Fitrianti
Ori Juanda
Filsafat Tat Twam Asi
Tat Twam Asi adalah kata-kata dalam filsafat Hindu yang mengajarkan tentang kesusilaan tanpa batas.
Tat Twam Asi terdiri dari tiga kata, yaitu :
1.
Tat berarti itu (dia)
2.
Twam berarti kamu
3.
Asi berarti adalah. Jadi, Tat Twam Asi artinya itu/dia adalah kamu,
dan juga saya adalah kamu.
Makna “itu” menunjukan kepada Brahman,
sedangkan makna “kamu” menurut weda menunjukan kepada Atman.
Tat Twam Asi berasal dari ajaran agama Hindu di India. Artinya
: “aku adalah engkau, engkau adalah aku”. Filosofi yang termuat dari
ajaran ini adalah bagaimana kita bisa berempati, merasakan apa yang tengah
dirasakan oleh orang yang di dekat kita. Ketika kita menyakiti orang lain, maka
diri kita pun tersakiti. Ketika kita mencela orang lain, maka kita pun tercela.
Maka dari itu, bagaimana menghayati perasaan orang lain, bagaimana mereka
berespon akibat dari tingkah laku kita, demikianlah hendaknya ajaran ini
menjadi dasar dalam bertingkah laku.
Tata susila sering juga disebut dengan
ethika(sopan santun). Ethika itu dapat diterapkan sesuai dengan tujuannya, bila
manusia memiliki wiweka, yitu kemampuan membedakan dan memilih diantara yang
baik dengan yang buruk , yang benar dengan yang salah dan lain sebagainya.
Demikianlah tata susila dengan wiweka, keduanya saling melengkapi kegunaanya
dalam hidup dan kehidupan ini.
Perguruan Weda lainnya memberikan penafsiran yang
berbeda-beda mengenai kalimat tersebut:
1.
Suddhadwaita: kesatuan dalam "esensi" antara 'tat' dan
diri individu; namun 'tat' adalah keseluruhan sementara sang diri hanyalah
bagian.
2.
Wisistadwaita: identitas diri individu sebagai bagian dari
keseluruhan yang dinyatakan oleh 'tat', yaitu Brahman.
3.
Dwaitadwaita: kesamaan dan perbedaan yang setara antara sang diri
sebagai bagian dari suatu keseluruhan yang dinyatakan dengan 'tat'.
4.
Acintya Bheda Abheda: kesatuan dan perbedaan yang tak
terpikirkan/sulit dibayangkan antara sang diri sebagai bagian dari keseluruhan
yang dinyatakan dengan 'tat'.
Bentuk- bentuk ajaran tat twan asi
Tat Twam Asi adalah ajaran moral yang
bernafaskan ajaran agama Hindu. Wujud nyata /riil dari ajaran ini dapat kita
cermati dalam kehidupan dan prilaku keseharian dari umat manusia yang
bersangkutan.
Jiwa sosial ini seharusnya diresapi dengan
sinar-sinar kesusilaan tuntunan Tuhan dan tidak dibenarkan dengan jiwa
kebendaan semata.
Ajaran Tat Twan Asi selain merupakan jiwa
filsfat social, juga merupakan dasar dari tata susila Hindu di dalam usaha
untuk mencapai perbaikan moral.
Ajaran agama yang menjadi dasar dan pedoman
tata susila Hindu diantaranya adalah ajaran Tri Kaya Parisuhda.
Ajaran Tri Kaya Parisudha merupakan tiga
kesusilaan yang penting sebagai bagian dari ajaran Dharma
Dengan demikian barang siapa yang dengan kesungguhan hati
menganmalkan ajaranya itu sudah barang tentu akan selalu dalam keadaan selamat
dan bahagia, karena ia selalu akan mendapat perlindungan dari perbuatanya yang
baik itu.
Pengertian Cubhakarma (perbuatan baik) dan
jenis-jenisnya
Cubhakarma adalah bahasa sanskerta yang berarti
perbuatan baik. Cubhakarma terdiri dari 12 bagian yaitu:
Tri Kaya Parisudha, (Tri= 3, karya= perbuatan, parisudha= upaya
penyucian)
1.
Berpikir yang benar (Manacika) - Satya Hrdaya - satunya pikiran
2.
Berkata yang benar (Wacika) - Satya Wacana - satunya tutur
3.
Berbuat yang benar (Kayika) - Satya Laksana - satunya laku.
Catur Paramita (empat bentuk budi luhur dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan)
1.
Maitri yaitu sifat suka menolong orang lain yang dalam
kesusahan dengan ikhlas
2.
Karuna yaitu sifat kasih sayang dan cinta kepada sesama tanpa
meminta balasan
3.
Mudita yaitu sifat simpatik dan ramah tamah menghormati oang
lain dengan tulus
4.
Upeksa yaitu sifat mawas diri, tepa sarira, bisa menempatkan
diri, rendah hati.
Panca Yama Bratha (lima jenis
pengekangan diri sebagai upaya menjauhi larangan agama)
1.
Ahimsa yaitu Kasih kepada makhluk lain, tidak membunuh atau
menganiaya
2.
Brahmacari yaitu Berguru dengan sungguh- sungguh, tidak
melakukan hubungan kelamin (sanggama) selama menuntut ilmu.
3.
Satya yaitu Setia, pantang ingkar kepada janji
4.
Awyawaharika yaitu Cinta kedamaian, tidak suka bertengkar dan
mengumbar bicara yang tidak bermanfaat
5.
Astenya yaitu Jujur, pantang melakukan pencurian.
Panca Nyama Bratha (lima macam
pengendalian diri dalam tingkat mental untuk mencapai kesempurnaan dan kesucian
bathin)
1.
Akrodha yaitu Tidak dikuasai oleh nafsu kemarahan.
2.
Guru Susrusa yaitu Hormat dan taat kepada guru serta patuh
pada ajaran- ajarannya.
3.
Sauca yaitu Senantiasa menyucikan diri lahir batin.
4.
Aharalagawa yaitu Pengaturan makan (makanan bergizi) dan tidak
hidup berfoya- foya/ boros.
5.
Apramada yaitu Tidak menyombongkan diri dan takabur.
Sad Paramita (enam jalan keutamaan untuk menuju
keluhuran)
1.
Dana Paramita= memberi dana atau sedekah baik
berupa materiil maupun spirituil
2.
Sila Paramita= berfikir, berkata, berbuat yang
baik, suci dan luhur
3.
Ksanti Paramita= pikiran
tenang, tahan terhadap penghinaan dan segala penyebab penyakit, terhadap orang
dengki
4.
Wirya Paramita=keteguhan pikiran, hati,
kata-kata dan perbuatan untuk membela dan melaksanakan kebenaran
5.
Dhyana Paramita artinya niat mempersatukan pikiran untuk menelaah
dan mencari jawaban atas kebenaran. Juga berarti pemusatan pikiran terutama
kepada Hyang Widhi dan cita-cita luhur untuk keselamatan
6.
Pradnya Paramita artinyaa kebijaksanaan dalam menimbang-nimbang
suatu kebenaran.
Catur Aiswarya (kerohanian yang dapat menimbulkan kesenangan lahir batin)
1.
Dharma= segala perbuatan yang selalu
didasari atas kebenaran
2.
Jnana= pengetahuan atau kebijaksanaan
lahir batin yang berguna demi kehidupan seluruh umat manusia.
3.
Wairagya= tidak ingin terhadap kemegahan
duniawi, misalnya tidak berharap-harap menjadi hartawan
4.
Aiswarya= kebahagiaan dan kesejahteraan yang
didapatkan dengan cara (jalan) yang baik atau halal sesuai dengan hukum atau
ketentuan agama serta hukum yang berlaku di dalam masyarakat dan negara.
Asta Siddhi (8 ajaran kerohanian untuk mencapai kesempurnaan)
1.
Dana= senang melakukan amal dan derma
2.
Adnyana= rajin memperdalam ajaran kerohanian
(ketuhanan)
3.
Sabda= dapat mendengar wahyu karena intuisinya
yang telah mekar
4.
Tarka= dapat merasakan kebahagiaan dan
ketntraman dalam semadhi
5.
Adyatmika Dukha= dapat
mengatasi segala macam gangguan pikiran yang tidak baik
6.
Adidewika Dukha= dapat
mengatasi segala macam penyakit seperti: kesusahan yang berasal dari hal-hal yang gaib, contoh: kesurupan, ayan, gila, dan sebagainya.
7.
Adi Boktika= dapat mengatasi kesusahan yang
berasal dari roh-roh halus, racun dan orang-orang sakti
8.
Saurdha= kemampuan yang setingkat dengan
yogiswara yang telah mencapai kelepasan.
Nawa Sanga (setia terhadap keluarga dan rumah
tangga)
1.
Andrayuga= mahir dalam ilmu dan dharma
2.
Guna bhiksama= jujur terhadap harta majikan
3.
Widagahaprasana= mempunyai
batin yang tenang dan sabar
4.
Wirotasadarana= berani bertindak berdasarkan hukum
5.
Kratarajhita= mahir dalam ilmu pemerintahan
6.
Tiagaprassana= tidak pernah menolak perintah
7.
Curalaksana= bertindak cepat, tepat dan tangkas
8.
Curapratyayana= perwira dalam perang.
Dasa Yama Bratha (sepuluh macam
pengendalian diri)
1.
Anresangsya/Arimbhawa= tidak
mementingkan diri sendiri
2.
Ksama= suka mengampuni dan dan tahan
uji dalam kehidupan
3.
Satya= setia kepada ucapan sehingga
menyenangkan setiap orang
4.
Ahimsa= tidak membunuh
5.
Dama= menasehati diri sendiri
6.
Arjawa= jujur dan mempertahankan kebenaran
7.
Priti= cinta kasih sayang terhadap sesama
mahluk
8.
Prasada= berfikir dan berhati suci dan tanpa
pamerih
9.
Madurya= ramah tamah, lemah lembut dan sopan
santun
10.
Mardhawa= rendah hati, tidak sombong
dan berfikir halus.
Dasa Nyama Bratha
1.
Dhana= suka berderma, beramal saleh tanpa
pamerih
2.
Ijya= pemujaan dan sujud kehadapan Hyang
Widhi dan leluhur
3.
Tapa= melatih diri untuk daya tahan dari
emosi yang buruk agar dapat mencapai ketenangan batin
4.
Dhyana= tekun memusatkan pikiran terhadap
Hyang Widhi
5.
Upasthanigraha= mengendalikan hawa nafsu
6.
Swadhyaya= tekun mempelajari ajaran-ajaran suci
khususnya
7.
Bratha= taat akan sumpah atau janji
8.
Upawasa= berpuasa atau berpantang terhadap sesuatu
makanan/minuman yang dilarang oleh agama
9.
Mona= membatasi perkataan
10.
Sanana= tekun melakukan penyician diri pada
tiap-tiap hari dengan cara mandi dan sembahyang.
Dasa Dharma
1.
Sauca= murni rohani dan jasmani
2.
Indriyanigraha= mengekang indriya/nafsu
3.
Hrih= tahu dengan rasa malu
4.
Widya= bersifat bijaksana
5.
Satya= jujur dan setia terhadap kebenaran
6.
Akrodha= sabar atau mengekang kemarahan
7.
Drti= murni dalam bathin
8.
Ksama= suka mengampuni
9.
Dama= kuat mengendalikan pikiran
10.
Asteya artinya tidak melakukan kecurangan.
Dasa Paramartha (ajaran kerohanian yang menuntun mencapai moksa)
1.
Tapa= pengendalian diri lahir dan bathin
2.
Bratha= mengekang hawa nafsu
3.
Samadhi= konsentrasi pikiran kepada Tuhan
4.
Santa= selalu senang dan jujur
5.
Sanmata= tetap bercita-cita dan bertujuan
terhadap kebaikan
6.
Karuna= kasih sayang terhadap sesama
makhluk hidup
7.
Karuni= belas kasihan terhadap tumbuh-tumbuhan, barang dan sebagainya
8.
Upeksa= dapat membedakan benar dan salah,
baik dan buruk
9.
Mudhita= selalu berusaha untuk dapat
menyenangkan hati oranglain
10.
Maitri artinya suka mencari persahabatan atas dasar saling hormat menghormati.
Pengertian Achubakarma (perbuatan tidak
baik) dan jenis-jenisnya
Acubhakarma adlah segala tingkah laku yang
tidak baik yang selalu menyimpang dengan Cubhakarma (perbuatan baik).
Acubhakarma (perbuatan tidak baik) ini, merupakan sumber dari kedursilaan,
yaitu segala bentuk perbuatan yang selalu bertentangan dengan susila atau
dharma dan selalu cenderung mengarah kepada kejahatan. Semua jenis perbuatan
yang tergolong acubhakarma ini merupakan larangan-larangan yang harus dihindari
di dalam hidup ini. Karena semua bentuk perbuatan acubhakarma ini menyebabkan
manusia berdosa dan hidup menderita.
Achubakarma (perbuatan tidak baik)
1. Tri Mala (tiga bentuk prilaku manusia yang
sangat kotor)
1.
Kasmala= perbuatan yang hina dan kotor
2.
Mada= perkataan, pembicaraan yang dusta
dan kotor
3.
Moha= pikiran, perasaan yang curang dan
angkuh.
2. Catur Pataka (tingkatan dosa
sesuai dengan jenis karma yang dlakukan)
1.
Pataka yang terdiri dari Brunaha (menggugurkan bayi dalam
kandungan)
2.
Purusaghna (Menyakiti orang)
3.
Kaniya Cora (mencuri perempuan pingitan)
4.
Agrayajaka (bersuami isteri melewati kakak)
5.
Ajnatasamwatsarika (bercocok tanam tanpa masanya)
6.
Upa Pataka terdiri dariGowadha (membunuh sapi)
7.
Juwatiwadha (membunuh gadis)
8.
Balawadha (membunuh anak)
9.
Agaradaha (membakar rumah/merampok)
10.
Maha Pataka terdiri dari Brahmanawadha (membunuh orang
suci/pendeta)
11.
Surapana (meminum alkohol/mabuk), Swarnastya (mencuri emas)
12.
Kanyawighna (memperkosa gadis)
13.
Guruwadha (membunuh guru)
14.
Ati Pataka terdiri dari Swaputribhajana (memperkosa saudara
perempuan)
15.
Matrabhajana (memperkosa ibu)
16.
dan Lingagrahana (merusak tempat suci).
3. Panca Bahya Tusti (kepuasan keduniawian)
1.
Aryana= senang mengumpulkan harta kekayaan
tanpa menghitung baik buruk dan dosa yang ditempuhnya
2.
Raksasa= melindungi harta dengan jalan
segala macam upaya
3.
Ksaya= takut akan berkurangnya harta benda
dan kesenangannya sehingga sifatnya seing menjadi kikir
4.
Sangga= suka
mencari kekasih dan melakukan hubungan sex
5.
Hingsa= suka
membunuh dan menyakiti hati makhluk lain.
4. Panca Wiparyaya (kesalahan yang dilakukan tanpa disadari yang
menimbulkan sensara)
1.
Tamah= selalu mengharap-harapkan
mendapatkan kenikmatan lahiriah
2.
Moha= selalu mengharap-harapkan agar
dapat kekuasaan dan kesaktian bathiniah
3.
Maha Moha= selalu mengharap-harapkan agar
dapat menguasai kenikmatan seperti yang tersebut dalam tamah dan moha
4.
Tamisra= selelu berharap ingin mendapatkan
kesenangan akhirat
5.
Anda Tamisra= sangat berduka dengan sesuatu yang
telah hilang.
5. Sad Ripu (musuh yang datang dari sifat manusia)
1.
Kama= sifat penuh nafsu indriya
2.
Lobha= sifat loba dan serakah
3.
Krodha= sifat kejam dan pemarah
4.
Mada adalah sifat mabuk dan kegila-gilaan
5.
Moha adalah sifat bingung dan angkuh
6.
Matsarya adalah sifat dengki dan irihati.
6. Sad Atatayi (macam-macam pembunuhan)
1.
Agnida= membakar milik orang lain
2.
Wisada= meracun orang lain
3.
Atharwa= melakukan ilmu hitam
4.
Sastraghna= garong/merampok
5.
Dratikrama= memperkosa kehormatan orang lain
6.
Rajapisuna= suka memfitnah.
7. Sapta Timira (7 macam pikiran kacau)
1.
Surupa= gelap/mabuk karena
ketampanan
2.
Dhana= gelap/mabuk karena
kekayaan
3.
Guna= gelap/mabuk karena
kepandaian
4.
Kulina= gelap/mabuk karena
keturunan
5.
Yowana= gelap/mabuk karena
keremajaan
6.
Kasuran= gelap/mabuk karena
kemenangan
7.
Sura= mabuk karena minuman keras.
8. Dasa Mala (10 macam sifat kotor yang terdapat pada manusia)
1.
Tandri= orang sakit-sakitan
2.
Kleda= orang yang berputus asa
3.
Leja= orang yang tamak dan lekat cinta
4.
Kuhaka= orang yang pemarah, congkak dan
sombong
5.
Metraya= orang yang pandai berolok-olok
supaya dapat mempengaruhi teman (seseorang)
6.
Megata= orang yang bersifat lain di mulut
dan lain di hati
7.
Ragastri= orang yang bermata keranjang
8.
Kutila= orang penipu dan plintat-plintut
9.
Bhaksa Bhuwana= orang yang suka menyiksa dan menyakiti sesama makhluk.
10.
Kimburu= orang pendengki dan iri hati.